Kasus Terorisme di Poso Perlu Kajian Mendalam
13-03-2014 /
KOMISI III
"Perlu ada satu kajian mendalam jangan sampai persoalan Poso dijadikan proyek, pengalihan isu, lalu kemudian anggota kepolisian yang jadi korban, saya prihatin. Saya tidak yakin ini aksi terorisme semata, saya pikir pimpinan tingkat atas perlu menyelesaikan. Kalau menelusuri laporan masyarakat dan wartwan dugaan tadi mengandung kebenaran, namun ini perlu kajian," katanya saat rapat dengan jajaran mitra dalam Kunjungan Kerja di Palu, Sulteng, Rabu (12/3/14).
Sementara itu anggota Tim Kunker Abu Bakar Alhabsy meminta Pemprov dan Polda Palu memperhatikan aspek sosiologis dalam mengurai permasalahan teror di propinsi yang sebagian wilayahnya berhadapan langsung dengan negara tetangga Filipina ini. Ia meminta perlu mengoptimalkan kerja sama segenap pihak termasuk tokoh masyarakat dalam menghadapi praktek radikalisasi.
"Soal terorisme apa ini sandiwara, apa ini dipelihara, itu memang fakta menyakitkan," ujar politisi dari Fraksi PKS ini. Pada bagian lain ia juga mengingatkan aparat Polda Sulteng dalam menangani terduga terorisme sesuai protap yang ada.
"Saya mendapat laporan ada penganiayaan terhadap terduga Suherman, dia dipaksa menggigit sepatu petugas. Ada praktek radikalisme memang, tapi dalam penanganannya jangan main timpa saja," tandasnya.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol. Ari Dono Sukmanto menjelaskan aksi teror terbaru terjadi 25 Februari lalu di Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan. Sejumlah langkah telah diambil diantaranya penggerebekan tempat persembunyian dan pengejaran terhadap pelaku.
"Sejumlah langkah telah dilakukan untuk mengatasi aksi kelompok radikal dan kelompok sipil bersenjata. Kepolisian telah melakukan patroli dialogis, membentuk pos dan melakukan penjagaan di tempat-tempat rawan keluar masuk anggota kelompok," tutur Kapolda. (iky)